Jan 30, 2014

Kalau pernah mendengar jenis-jenis cacat fisik pada manusia otomatis tidak akan terasa asing jika saya menyebutkan tuna rungu, tuna netra, tuna grahita, tuna wicara, tuna daksa dan tuna laras. Masih ingat tidak definisi masing-masing dari istilah tersebut? Kalau begitu mari kita bahas sedikit.
  • Tuna rungu adalah penyandang cacat fisik yang memiliki keterbatasan pada pendengaran (telinga)
  • Tuna netra adalah penyandang cacat fisik yang memiliki keterbatasan pada penglihatan (mata)
  • Tuna grahita adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang memiliki perkembangan intelijensi yang terhambat (keterbelakangan mental)
  • Tuna wicara adalah gangguan bicara (ketidakmampuan seseorang untuk berbicara)
  • Tuna daksa adalah istilah yang digunakan untuk seseorang yang memiliki keterbatasan akibat gangguan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang normal (cacat tubuh).
  • Tuna laras adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial
Ada lagi tuna wisma yang merupakan istilah yang digunakan untuk seseorang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan dan berdasarkan berbagai alasan harus tinggal di kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan, pinggir sungai, stasiun kereta api atau tempat umum lain untuk tidur dan menjalani kehidupan sehari-hari.

Nah belum habis, masih ada lagi satu jenis cacat yang banyak diderita mahasiswa jaman sekarang. TUNA WISUDA. Mari kita bahas sedikit. Tuna, menurut Wikipedia 2013 adalah ikan laut perenang andal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Sedangkan wisuda, menurut Wikipedia 2013 adalah proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas. Jadi tuna wisuda menurut saya adalah ikan laut perenang andal yang menjalani proses pelantikan kelulusan pada suatu universitas. AH NGACO!

~to be continue
Bahan bacaan: Wikipedia, 2013



Kakak adalah makhluk ciptaan Tuhan yang terlalu sering menjengkelkan dengan ocehannya yang sok dewasa lalu terkadang saya abaikan. Malu rasanya mengatakan itu. Karena ketika yang lain mengabaikan ternyata justru dialah sosok yang sering ada menggantikan peran ibu, menggantikan peran bapak, teman, sahabat, adik dan bahkan kekasih hati sekalipun.
Menggantikan peran mereka mengatakan
"jangan takut dek..kamu baik-baik ya disana".
Terkadang ingin mengatakan sesuatu didepannya, aku sayang kakak misalnya atau aku care sama kakak..., tapi rasanya malu dan gengsi. Niat tersebut kadang di stop oleh ego sebagai pemeran adik yang tidak rela kalah dari kakak. Padahal apa salahnya. Ehm.
Merasakan juga? Coba pikirkan lagi! Dan tinggalkan komentar Anda di bawah.


 

Copyright 2010 Chigosan.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.