Apr 15, 2016

Saya Hulyana Gatta. Saat ini saya bergiat di salah satu lembaga non formal di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Yayasan Komunitas Belajar Indonesia (YAKOBI). Lembaga ini bergerak di bidang pendidikan dan lingkungan. Setahun terakhir saya aktif di berbagai kegiatan penyadartahuan tentang perubahan iklim, peran hutan dan REDD+ (Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation) di Kabupaten Berau dengan menyasar kepada masyarakat di tingkat tapak.

Berawal sejak penghujung tahun 2014 saya bergabung di lembaga ini. Bekerjasama dengan RECOFTC, salah satu lembaga pengembangan kehutanan sosial dari Thailand memfasilitasi kelompok ibu-ibu PKK di 6 kampung di Kecamatan Biduk-Biduk Kabupaten Berau. Dari sini saya mengawali karir di YAKOBI. Menyebarluaskan dan memberiakn penyadartahuan kepada masyarakat Berau agar dapat berperan dalam menghadapi perubahan iklim dan menumbuhkan pemahaman bagaimana hutan dapat berperan terhadap pengurangan dampak perubahan iklim. Disini saya bertindak sebagai fasilitator yang mencoba menggali, memberikan informasi dan belajar dari masyarakat. 

Hal serupa pernah juga dilakukan di 25 Sekolah Dasar di Kabupaten Berau untuk kalangan guru-guru Sekolah Dasar. Pun hal serupa pernah dilakukan di kalangan masyarakat adat Lesan Dayak dan kalangan ulama. Mengingat Kabupaten Berau memiliki potensi hutan dan sumberdaya alam yang sangat kaya.

Keseluruhan dari kegiatan yang tersebut merupakan serangkaian aktifitas yang memberikan pengalaman dan pengetahuan yang luas bagi saya (tentunya) begitupun juga dengan komunitas yang disasar. Serta merupakan peluang untuk melaksanakan gerakan komunitas yang harapannya bisa menciptakan manfaat yang nyata bagi masyarakat banyak.

Terhitung sejak September 2015, saya yang tergabung di Community Builder Yakobi bekerjasama dengan lembaga internasional The Nature Conservancy atau yang akrab disapa TNC memfasilitasi salah satu kampung di Kabupaten Berau yakni Kampung Birang untuk mendorong kampung rendah emisi melalui pengembangan Kebun Rakyat dengan menggunakan pendekatan SIGAP REDD+ (Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan. Selama setahun kedepan kami berharap bisa mengawal kampung Birang menjadi salah satu kampung yang kuat, maju, mandiri, demokratis dan sejahtera secara berkelanjutan. Aamiin.

Ya, kau datang merubah segalanya.
Namun caramu pergi, lebih merubah segalanya.
Aku ucapkan terimakasih karena kau pernah hadir di hidupku.
Layaknya anak kecil yang mempunyai sahabat karib, aku menganggapmu.
Kau baik hati, penyayang, sangat peduli, dan yang terpenting selalu mengerti diriku.
Dan aku? Terpaksa terpesona olehmu.
Bagai ada kacamata filter yang membuatmu seolah-oleh tanpa kekurangan.
Sempurna. Dan aku ingin berada di sisimu.
Ah, dongeng macam apa ini.
Bagai punuk merindukan bulan, namun bulan datang menghampiri.
Kau adalah yang aku inginkan.
Kita lalui hari bersama.
Berjalan-jalan, berfoto ceria, berburu kuliner asik, hingga berbagai tingkah konyol  lainnya.
Namanya manusia, aku merasa nyaman dengan hadirmu.
Mungkin, kau bisa menjadi jawaban dari seribu pertanyaan dalam hidupku.
Berharap kau selalu ada. Tak pernah pergi.
Ah, kamu.
Aku berpikir betapa sempurna Tuhan mempertemukan kita.
Rasanya, berbagai hal yang pernah dilalui bersama tak ingin berlalu begitu saja.
Aku candu.
Candu itu bernama kamu.
Entah kau sadar atau tidak, aku ingin kita menjadi lebih dekat.
Ditambah dengan semua kenyamanan ini, aku ingin kita menjalin hubungan yang baik. 
Tak muluk-muluk.
Jalannya waktu memang bagai roda yang berputar cepat, namun kala itu beda.
Aku merasa tergilas olehnya, oleh waktu.
Dan kamu, bekerjasama dengan sang waktu untuk tidak memberitahu bayanganmu.
Ya, kau menghilang.
Aku tak paham dengan semua ini.
Terlalu kaget saja. Bagaimana bisa. Mengapa.
Ah, pertanyaan dalam kepalaku sudah ribuan rasanya, oh tidak, jutaan rasanya.
Kuteriakkan namamu dalam keramaian manusia.
Bertanya sana dan sini.
Berusaha menahan peluh untuk sebuah jawaban.
Setelah capai oleh semuanya, aku menepi, duduk dibawah pohon.
Sendiri, emang mau dengan siapa lagi.
Menarik napas dalam-dalam, membuangnya perlahan. Hal itu yang kau ajarkan dulu ketika aku sedang sedih.
Ah, kutepis bayangmu.
Hingga kini, aku masih belum mengerti saja.
Dan teganya kau meninggalkanku ditengah jutaan harapan baik yang sudah kurencanakan.
Menghancurkan segala tiang kebahagiaan dalam sekejap.
Jangan kautanya bagaimana kondisi hatiku.
Parah.
Mengiklaskanmu memang berat.
Namun kau tahu apa yang terberat?
Adalah berusaha membuka hati untuk orang lain.
Aku tak bisa, setidaknya belum bisa. Sulit sekali rasanya.
Ini semua gara-gara kamu, ini semua salahmu. Itu cerita lama.
Sekarang, aku berusaha tidak menyalahkanmu.
Aku menyalahkan diriku sendiri yang terlampau bodoh.
Yang terlalu berharap padamu yang tak pasti. 
Namun kau tahu, apa yang kusyukuri?
Aku belajar mulai mencintai diriku sendiri.
Terima kasih pernah datang, lalu pergi.
Terima kasih pernah ada, lalu tiada.
Terima kasih pernah menghibur, lalu kabur.
Terima kasih pernah meninggikan harap, lalu menjatuhkan.
Terima kasih pernah mendekat, lalu menjauh.
Terima kasih pernah peduli, lalu acuh.
Selamat tinggal, kamu.
Terima kasih telah meninggalkan luka, dari situ aku belajar untuk mengobati hatiku sendiri.

~Sekian~


Thanks to duniaislam telah mempertemukanku dengan kalimat seindah ini.

Sumber: Aku Benci Laki-Laki Seperti Badai, Datang dan Pergi Seenak Hati (http://duniaaislami.blogspot.co.id/2016/03/aku-benci-laki-laki-seperti-badai.html)

Apr 10, 2016

Hulyana 'Chigo' Gatta
Lahir sempurna di kota Arung Palakka
Anak ke enam dari tujuh bersaudara
Alumni Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin
Mengadu nasib sebagai perantau di Kabupaten Berau
Bercita-cita menjadi peneliti, padahal dulu pernah bercita-cita menjadi dokter hewan
Kata orang lucu dan bersuara cempreng padahal aslinya bersuara emas. 
Bicycle holic
Suka kalap saat habis gajian
Pecinta pudding, jelly-jellyan dan sejenisnya. Jago bikin juga.
Careless dan lupaable
Suka bercanda dan lucu-lucuan, tidak suka yang terlalu serius
Suka usil tapi bullyable
Kata orang punya badan kecil mungil cocok buat gantungan kunci
Labil dan kadang tidak konsisten
Punya supermom dan superdad yang penyayang luar biasa dan pengen jadi kayak beliau
Pengen punya pendamping yang multifungsi jadi sahabat, musuh, kakak, om, dan semuanya.

Oke sekian. 


Generasi muda saat ini disebut-sebut sebagai generasi gadget dan penuh omong kosong. Hampir semua sisi kehidupan diprotes tapi tidak banyak yang mau bergerak melakukan suatu perubahan. Miris, hampir dua puluh empat jam dilewatkan begitu saja berselancar di dunia maya. Sikap apatis dan skeptis yang kebanyakan mewarnai hidup anak muda modern saat ini. Namun disekeliling kita juga banyak anak muda yang menginspirasi yang seolah-olah menegaskan bahwa tidak semua anak muda mengacuhkan dunia. Ternyata anak muda dengan segala kelebihannya  mampu menggerakkan dunia. Blake Ross, bagi pengguna browser Mozilla Firefox tentu tahu bahwa web browser global yang makin popular ini diciptakan oleh pemuda kelahiran 1985 ini. Atau sebut saja Andrew Darwis, pemuda 35 tahun asal Indonesia ini berhasil membangun KASKUS sebagai media informasi bagi orang Indonesia di luar negeri. Kedua anak muda ini mampu membuka lapangan pekerjaan di negaranya masing-masing dan memberikan kontribusi dengan memberdayakan banyak orang.

Pada kenyataannya ketika masih muda berbuat kebaikan untuk banyak orang tidaklah muda. Diperlukan keberanian, kesungguhan dan ketulusan untuk mewujudkannya. Ketiga hal ini sepaket dan tidak bisa dipisahkan. Sejalan ketika berbicara mengenai pemberdayaan. Pemberdayaan sebagaimana yang dikatakan oleh Parkinson, 1994, yang merupakan terjemahan dari empowerment menekankan bahwa orang yang diberdayakan semestinya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan kekuasaan untuk mempengaruhi kehidupannya. 
Pemberdayaan seharusnya merupakan gerakan bersama yang tumbuh dari, oleh dan untuk masyarakat. Gerakan ini bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak terkecuali anak muda sebagai bagian dari masyarakat dengan berbagai macam “entry point” yang mungkin bisa dilakukan. Pelestarian lingkungan hidup adalah salah satu langkah dasar yang bisa dilakukan oleh anak muda yang dapat disinergikan dengan berbagai macam kegiatan awareness mengenai lingkungan khususnya isu-isu perubahan iklim yang sedang marak dibicarakan dunia beberapa tahun terakhir. Kenapa penting membahas lingkungan? Karena lingkungan adalah kita dan kita adalah lingkungan. Sampah, pengelolaan limbah, kelangkaan air dan deforestasi adalah beberapa contoh dari sekian banyak permasalahan lingkungan yang dihadapi dunia saat ini. Masalah-masalah lingkungan yang muncul adalah akibat ulah manusia itu sendiri. Sehingga penting untuk menyentuh manusianya untuk memberikan penyadartahuan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Berbagai inisiatif penyadartahuan dan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan memberikan informasi mengenai lingkungan kepada masyarakat bisa menjadi kontribusi anak muda kepada masyarakat khususnya masyarakat tingkat tapak yang notabene memiliki keterbatasan informasi dan pengetahuan. Disinilah anak muda seharusnya bisa turut mengambil andil bersama dengan pemangku kepentingan kunci. Sebagai tongkat estafet bangsa, anak muda energik, kreatif dan peduli memiliki tanggung jawab yang besar untuk berbagi kepada sesama manusia untuk menciptakan perubahan sosial. Anak muda yang mau memperkaya informasi dan banyak bertanya yang akan menjadi modal untuk membangun bangsanya.
 

Copyright 2010 Chigosan.

Theme by WordpressCenter.com.
Blogger Template by Beta Templates.